Universitas Gunadarma
Fakultas
Psikologi
Disusun
oleh:
Nama: Wanda Amalia
Kelas: 01PA09
Npm: 17515105
Nama: Wanda Amalia
Kelas: 01PA09
Npm: 17515105
Laporan ini
Disusun untuk Memenuhi
Sebagian Tugas
Matematika dan IAD
DEPOK
2016
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh
Joseph Fourier pada tahun 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu
benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh
komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit yang memiliki atmosfer lainnya (seperti satelit
alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, hanya saja artikel ini hanya
membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda
langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca
alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang
terjadi akibat kegiatan manusia (lihat juga pemanasan global). Yang
belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan,
meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Efek rumah kaca disebabkan karena meningkatnya
konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya
di atmosfer. Meningkatnya konsentrasi gas CO2 ini disebabkan
oleh banyaknya pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar
organik lainnya yang melebihi kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
·
25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
·
25% diserap awan
·
45% diserap permukaan bumi
·
10% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah
oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan
bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan,
dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi
tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang
dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta
beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut
memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Sudah sejak lama para ilmuwan
mengkhawatirkan akibat dari efek rumah kaca karena bisa merusak lingkungan.
Salah satu akibatnya yang sudah terasa adalah dengan meningkatnya suhu permukaan
bumi yang akhirnya bisa mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrem. Tentunya hal tersebut dapat mengakibatkan terganggunya hutan serta
ekosistem lain di bumi, dan mengurangi kemampuannya guna menyerap karbon
dioksida di atmosfer.
Efek rumah kaca sebenarnya
tidak selalu buruk dan justru sangat dibutuhkan karena jika tidak ada nantinya
bisa mengakibatkan bumi menjadi sangat dingin atau bisa keseluruhan akan
tertutupi es. Namun jika gas-gas yang bisa membuat efek rumah kaca telah berlebihan
di atmosfer, akibatnya akan mengakibatkan pemanasan global.
Ada satu cara yang “mujarab”
untuk mengurangi gas rumah kaca, yakni dengan memelihara pepohonan serta
menanam pohon lebih banyak. Pohon dianggap mampu menyerap karbon dioksida lebih
cepat dan dalam jumlah banyak, memecahnya melalui fotosintesis, maupun
menyimpan karbon pada kayunya. Salah satu upaya dunia internasional untuk
menanggulangi gas rumah kaca adalah dengan mengadakan konvensi yang disebut
Protokol Kyoto. Protokol Kyoto memerintahkan negara-negara dunia untuk
berkomitmen mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida serta lima gas rumah
kaca lainnya untuk menanggulangi dampak efek rumah kaca
Mengapa saat mendung udara menjadi panas?
Mendung merupakan kumpulan
uap dari air laut. Pada saat mendung, uap air yang berupa gas berubah menjadi
zat cair. Pada proses ini menghasilkan kalor yang akan dikeluarkan ke udara.
Mendung berada lebih rendah dari awan yang berwarna putih, makan semakin dekat
mendung ke bumi panas akan semakin tinggi pula. Suhu dapat lebih tinggi bila
sebelum mendung terjadi sinar matahari yang sangat terik, karena sebagai hasil
dari akumulasi pelepasan kalor oleh proses tersebut diatas dengan sisa
panas yang dipancarkan bumi setelah menerima energi panas dari matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar